Minggu, 21 Desember 2014

RAHASIA BONI

Cerita ini sih ga penting banget. Hanya saja sebagai pecinta kucing, sesekali pengen mendokumentasikan cerita kucing yang unik.

Sejak kecil keluarga kami memelihara kucing. Meski kerap berpindah rumah, kami pasti memelihara kucing. Kucingnya pun silih berganti. Ya, karena kucing kan setia dengan rumah, bukan dengan majikan.

Pernah sekali saya memaksa kucing untuk ikut pindah rumah, eh keesokan harinya kucingnya hilang. Memang kucingnya dibiarkan di dalam gudang yang tidak ada pintunya. Tidak boleh masuk rumah oleh Ibu. Ibu memang yang paling tidak suka dengan kucing. Kalau bukan karena semua suka kucing, niscaya Ibu akan membuang semua kucing yang dipelihara.

Boni adalah satu-satunya kucing jenis angora yang kami miliki. Wah, kok punya angora? Beli dimana? Beli? Masak keluarga Hagemaru beli kucing?hihihi. Kami dapat Boni, karena kucing anggoranya sepupu punya anak. Boni adalah satu anaknya yang diberikan pada kami.

Terbiasa punya kucing kampung, akhirnya Boni jadi salah didik. Iya salahnya kami sebagai orang tua yang mendidiknya hihihi. Kami tidak mendidiknya bak seekor kucing angora. Biasanya kucing angora memiliki kandang khusus, tempat BAB dan BAK khusus. Boni tidak punya, dia kami biarkan keluar masuk sesukanya. Bukan tidak pernah kami menyediakan kandang. Hanya saja Boni tidak menyukainya. Dia malah mengeong keras di kandangnya minta dikeluarkan. Kasian..kasian..kasian *gaya upin ipin. Akhirnya kami menyerah, lagian hewan kan butuh kebebasan, menyayanginya tidak dengan mengurungnya *tssah, bak aktivis hewan.

Sudah dua bulan ini Boni melahirkan. Ibu tidak ingin anak-anak Boni berada di dalam rumah. Akhirnya Boni melahirkan dan membesarkan anaknya di gudang belakang rumah. Nah, sekarang anaknya sudah mengikuti Boni kemana-mana. Boni beberapa kali berusaha memasukkan anaknya ke rumah, tapi kami semua melarangnya.

Setelah punya anak, perilaku Boni semakin bebas. Beberapa kali kepergok mengambil makanan di atas meja makan. Mungkin karena menyusui ketiga anak, bawaan Boni lapar terus. Wong majikannya menyusui satu anak saja, makan terus *tunjuk diri sendiri.

Akhirnya Boni hanya diperbolehkan masuk rumah ketika jam makan. Boni semakin kesa, dia mencari berbagai cara masuk ke dalam rumah. Saat pintu belakang terbuka, dia langsung melesat ke dalam rumah. Bahkan dia bisa melompati jendela dapur yang cukup tinggi, hampir setinggi saya *ini memang Boni yang pandai melompat atau saya yang pendek ya.

Suatu ketika, Papa heboh. Kok Boni bisa ada di dalam rumah padahal jendela dan pintu luar tertutup semua. Akhirnya hari ini saya tahu RAHASIA BONI.

Ketika hanya saya, Fattah dan Mbah yang di rumah, Boni berusaha keras mendobrak pintu belakang rumah. Pintu belakang rumah sebagian dibuat dari kawat, tujuannya agar udara luar bisa masuk. Ada juga sih pintu kayunya. Tapi hanya ditutup kalau menjelang maghrib hingga subuh. Tak berhasil mendobrak pintu belakang, Boni menaiki pintu berkawat.

“Bon, ngapain sih manjat-manjat” respon saya saat itu.

Eh, tapi kok saya lihat Boni manjat hingga ke atas dan naik kea tap pintu. Di belakang memang ada ruangan bekas ruang makan. Rupanya Boni naik ke pintu dan masuk ke bolongan di atas pintu ruang makan. Selanjutnya setelah berhasil memasuki bekas ruang makan, dengan cantik dia menaiki jendela kamar yang terbuka dan berada tepat di sebelah bekas ruang makan. Yeay..akhirnya Boni berhasil masuk ke dalam rumah.

Waduh, ternyata itulah rahasia Boni yang tidak terpikir oleh saya.

10 komentar:

Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Saya senang menerima komentar yang baik dan membangun. Harap tidak meninggalkan link hidup.

Blog Design by Handdriati